SBY Minta Presiden Jokowi Terus Perhatikan Kesejahteraan Guru

06:45
Pati - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memperhatikan nasib dan kesejahteraan para guru. Dia berharap pendidikan di Indonesia semakin maju.


SBY Minta Presiden Jokowi Terus Perhatikan Kesejahteraan Guru

Dalam perjalanan dari Kudus menuju Pati, Jawa Tengah, rombongan SBY Tour De Java singgah di Kabupaten Pati. Di situ, SBY mendengarkan aspirasi dari sejumlah perwakilan kelompok masyarakat, salah satunya dari seorang pensiunan guru bernama Bambang Nursito.

Disampaikan Bambang, dirinya mengapresiasi SBY dan Ani Yudhoyono hadir di rumah duka Ketum PGRI Dr Sulistiyo yang jadi salah satu korban kebakaran di ruang terapi hiperbarik oksigen (HBO) di RSAL Mintohardjo, Senin (14/3) lalu. Saat menjabat presiden, SBY pun disebutnya kerap hadir pada acara Hari Guru.

"Saya ingat dulu Bapak dan Ibu bersama para menteri datang dengan memakai baju PGRI. Membuat kami bangga, saling berbalas pantun dengan Pak Lis. Mohon maaf, tapi Pak Jokowi dua kali kita sudah Hari Guru tapi tidak datang. Saya maklum mungkin beliau ada banyak kesibukan," ujar Bambang di RM Dua Kelinci, Pati, Rabu (16/3/2016). 

Selain itu, Bambang juga curhat meminta agar SBY bersama Partai Demokrat mau membantu agar guru-guru yang masih menjadi honorer atau pegawai tidak tetap ditingkatkan statusnya menjadi CPNS.

SBY pun tersenyum simpul mendengar curhatan Bambang. Ia mengaku memang sangat terpukul dengan kepergian Sulistiyo, apalagi almarhum dan keluarga merupakan sahabat baginya dan Ibu Ani. 

"Kalau Ibu Ani menangis, saya juga tidak kuasa menahan air mata setelah melihat foto sahabat saya Pak Sulistiyo. Itu menunjukkan kedekatan kami, memang ada yang berkomentar katanya pencitraan, ya Allah semoga Allah mengampuni orang yang buruk sangka seperti itu," tutur SBY dengan mimik sedih.

"Orang itu pasti tidak mengerti kedalaman persahabatan saya. Ibu Sulistiyo memeluk Ibu Ani lama sekali, menangis. Jadi kita benar-benar kehilangan. Bahkan Waketum PGRI dan bendahara datang kepada saya, 'Pak SBY, semoga sepeninggal Pak Sulistiyo kami masih bisa memperjuangkan nasib dan masa depan guru'. Saya kuatkan hatinya supaya kembali melanjutkan ibadah ini," sambung SBY mengisahkan.

Pria asal Pacitan ini menyebut bahwa ia memiliki visi dan misi yang sama dengan Sulistiyo. Jika almarhum datang membawa sebuah wacana untuk perbaikan kesejahteraan guru saat SBY masih presiden, separuhnya memang tengah dikerjakan pemerintah, 2/3-nya sedang dikaji, dan 1/2-nya akan dipertimbangkan.

"Saya menyadari bahwa Kalau Indonesia mau maju, manusianya harus maju. Kalau manusia harus maju, pendidikan harus maju. Kalau pendidikan harus maju maka para guru termasuk dosen dan guru besar, harus maju, berkemampuan dan makin sejahtera. Itu hukumnya jelas," ucap SBY.

Awal masa menjabat, SBY mengatakan prioritasnya adalah untuk menaikkan gaji guru. Sehingga saat perekonomian baik kala itu, ia menaikkan gaji guru dari yang awalnya hanya Rp 600 ribu hingga minimal Rp 2,5 juta. Kemudian SBY juga memperjuangkan agar guru dijadikan sebagai sebuah profesi dan disahkan dengan undang-undang.

"Bahkan juga dengan berbagai macam tunjangan, termasuk sertifikasi dan lain-lain. Itu dari sisi kesejahteraan. Dari sisi kemampuan saya sadar, guru-guru pun harus memiliki sertifikat yang cukup, yang mampu pengetahuannya, keterampilannya, metodologi pelajaran mengajarnya harus bagus," katanya.

"Di samping membangun infrastruktur, gedung-gedung sekolah, termasul laboratorium, bantuan buku-buku, dana BOS, beasiswa. Saya berharap itu semua berlanjut. Saya yakin pemimpin yang sekarang Pak Jokowi, pasti mengerti bahwa pendidikan dan guru penting," imbuh SBY.

Jenderal purnawirawan TNI itu meminta agar programnya yang bagus untuk guru tetap dipertahankan di era Kabinet Kerja ini. Ada beberapa program yang dianggap unggulan oleh SBY, termasuk pengangkatan satu juta guru honorer.

"Namanya boleh berganti, yang penting program jalan, pendidikan makin maju. Itu permintaan saya. Setiap tahun 200 ribu PNS pensiun berarti 200 ribu PNS bisa kita angkat, tentu disesuaikan dengan kebutuhan, spesifikasi, dan keuangan negara," ujar SBY.

SBY punya pesan lain yakni apabila pemerintah belum dapat memenuhi semua permintaan guru, itu dijelaskan secara langsung sehingga tidak ada kesalahan persepsi. Termasuk kepada seluruh rakyat Indonesia. Ia yakin, segala permasalahan pasti dapat dihadapi Jokowi dan jajarannya.

"Saya pribadi pernah bertemu dengan MenPAN Pak Yuddy Chrisnandi, Beliau mengatakan kepada saya 'Pak SBY program bapak yang dulu masih kita lanjutkan.' Oh bagus. Itu untuk guru kok bukan untiuk siapa-siapa," ungkap SBY.

"Kalau ada persoalan, tolong dicarikan solusinya yang penting jelas kepada guru dan jelaskan kepada rakyat sehingga mereka mengerti duduk persoalannya. Mudah-mudahan pendidikan kita semakin maju," tandasnya. 
(ear/hri)


Sumber : http://news.detik.com

Comments