Suruh Siswanya Jilat Kloset Bergantian, Alasan Guru Ini Bikin Muntah

16:04

Di sekolah, guru memang bertanggung jawab terhadap siswanya. Namun, bukan berarti bisa semena-mena dan melakukan hal tak pantas.

Seperti yang terjadi di SMPN 4 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Delapan siswa di sekolah tersebut dihukum menjilat kloset (WC), 15 September 2017 lalu.

Namun, peristiwa ini baru terungkap karena para siswa yang mendapat hukuman tak ada yang berani mengadu. Mereka takut setelah diancam gurunya.

Diketahui guru tersebut bernama Yosephina Nartin. Yosephina yang merupakan guru kesiswaan menghukum 8 siswanya dengan cara tak pantas hanya karena mereka menggunakan bahasa daerah Manggarai di lingkungan sekolah sebelum kegiatan belajar dimulai.

Yosephina yang berstatus honorer menggunakan dana BOSDA ini memanggil para siswa ke kamar mandi. Mereka kemudian disuruh menjilat kloset secara bergantian.

“Awalnya kami tidak tahu. Anak-anak tidak beri tahu. Mereka takut karena guru tersebut mengancam akan memberikan nilai buruk kalau kejadian tersebut diberi tahu kepada orangtua,” tutur Frans Par, salah satu orangtua siswa, Kamis (28/9/2017) malam, dilansir tribunnews.com.

Kejadian ini baru terungkap setelah ada siswa lain yang kemudian bercerita mengenai kejadian tersebut. “Kami baru tahu tanggal 22 September 2017 karena ada teman-teman mereka cerita kepada kami,” lanjutnya.

Sementara itu, Kadis PPO Matim, Frederika Soch mengaku bahwa pihaknya telah mendapat laporan dari orangtua terkait peristiwa ini. Mendapat pengaduan tersebut, Frederika langsung memecat Yosephina dari sekolah tersebut.

“Saya selesai terima pengaduan orangtua siswa dari SMPN 4 Poco Ranaka langsung pecat Yosephina Nartin sebagai guru Bosda di SMPN 4 Poco Ranaka. Hari itu habis lapor saya pecat dengan mengeluarkan surat agar Yosephina Nartin diberhentikan dari guru di sekolah itu,” katanya.

Frederika pun menyayangkan perbuatan oknum guru ini. Sebab, hukuman yang diberikannya bukannya mendidik, tapi termasuk kekerasan terhadap anak.

“Memang tidak ada cara lain sampai harus jilat kloset? Makanya saya pecat dari guru,” tegas Frederika.

Masalah tersebut kemudian diselesaikan secara adat Manggarai Timur, Sabtu (30/9/2017) pagi. Dibuat pula surat pernyataan perdamaian yang ditandatangani oleh Yosephina, orang tua siswa, serta Kepala SMPN 4 Poco Ranaka, Herman Jeramat.

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Comments