Selamat Malam bapak dan ibu Guru salam sejahtera dan salam edukasi !!
Tentu kita sudah sering mendengar bahwa rahasia para orang sukses untuk menjadi ultrakaya adalah berada di kuadran investasi. Di kuadran investasi, kita mempekerjakan uang untuk bekerja keras dan mendapatkan lebih banyak lagi hasil / uang. Ujung-ujungnya makin besar investasi, makin besar hasilnya dan makin sukses kita di dunia.
Nah, ternyata konsep investasi ini tidak hanya untuk bisnis semata. Bahkan ibadah pun menggunakan konsep investasi juga, malah efeknya jauh lebih dahsyat yakni sukses di kehidupan nanti alias akhirat. Saya rasa hampir setiap agama memilik konsep serupa, yakni setelah kehidupan yang sekarang (dunia) akan ada kehidupan yang abadi nanti. Kehidupan yang sebenarnya, karena kita akan hidup dalam keabadian. Pilihannya hanya dua : senang / bahagia selamanya di surga atau sengsara selamanya di neraka.
Jika untuk kehidupan dunia saja kita mau bekerja keras untuk bahagia, kenapa tidak untuk kehidupan yang lebih kekal. Sayangnya untuk menikmati kebahagiaan yang kekal di akhirat nanti ada harga yang sangat mahal yang mesti kita bayar. Untuk itulah Allah menciptakan dunia ini sebagai sarana bagi kita mengumpulkan bekal demi membayar “tiket” kebahagiaan yang kekal tersebut.
Kesuksesan kita di dunia ini sebenarnya adalah salah satu sarana untuk mempermudah kita dalam mengumpulkan bekal yang cukup ketika nanti kita dipanggil menghadap Sang Kuasa. Namun, cukupkah waktu yang kita miliki? Coba saja tanya rekan-rekan yang sudah cukup berumur, kebanyakan rata-rata belum siap dan masih merasa kurang bekal untuk “membeli tiket” kebahagiaan yang abadi tersebut.
Untungnya Allah sudah memberikan petunjuk lewat baginda Rasulullah SAW bagaimana caranya berinvestasi untuk akhirat, yang akan terus mengalirkan pahala dan kebaikan untuk kita meskipun kita sudah meninggal. Apa saja?
SHODAQOH JARIYAH
Ibu selalu mengajarkan kepada saya bahwa harta kita yang sesungguhnya bukanlah yang kita miliki saat ini, melainkan yang kita keluarkan di jalan Allah. Ketika kita menyodaqohkan sebagian harta kita untuk hal-hal positif, maka itu akan menjadi investasi yang luar biasa.
Sebagai contoh : katakanlah Anda bershodaqoh untuk biaya pembangunan masjid / rumah ibadah. Maka, ketika masjid itu jadi dan terus digunakan oleh orang-orang untuk ibadah maka selama itulah pahala terus mengalir memenuhi bekal kita, sekalipun kita sudah meninggal.
Konsep ini hampir sama dengan ketika kita membeli sebuah saham. Maka selama perusahaan terus beroperasi dan menghasilkan profit, maka selama itulah kita akan mendapatkan pembagian keuntungan untuk para pemegang saham.
ILMU YANG BERMANFAAT
Kebetulan kemarin adalah saat terakhir saya memegang amanah sebagai Koordinator Pelatihan Pemandu LKMM ITS di Badan Koord. Pemandu LKMM ITS. Tidak terasa sudah tiga tahun sudah saya mengabdikan diri untuk terjun di dunia LKMM ITS untuk memberikan ilmu manajemen mahasiswa di tingkat pra dasar dan tingkat dasar. Honor? Gratis lah. Namanya juga jalan pengabdian hehehe…
Itu adalah salah satu cara saya “berivestasi”. Awalnya saya memilih jalan tersebut karena merasa berhutang budi kepada para Pemandu LKMM senior. Mereka dengan senang hati dan tulus mau mensharingkan ilmunya kepada saya. Sebagai balas budi, saya pun mengikuti jejak yang mereka, membagikan ilmu yang bermanfaat kepada adik-adik kelas di ITS tanpa memungut biaya.
Ilmu bermanfaat yang kita bagikan akan selalu menghasilkan pahala manakala ilmu tersebut diamalkan oleh orang lain dan mendatangkan manfaat. Bila orang lain tersebut mengajarkannya kepada orang lain lagi dan yang lain mengamalkan, maka kita sebagai pemberi ilmu di awal masih akan mendapatkan kucuran pahala. Ini akan mengalir terus sekalipun kita sudah meninggal. Makanya jangan sungkan-sungkan untuk berbagi.
Konsep ini hampir sama dengan bisnis MLM. Dimana berawal dari satu (diri kita) kemudian menyebar dan menyebar. Makin banyak “member aktif” maka makin besar omzet dan bonus kita. Kalau Anda telaah lebih lanjut, bukankah penyebaran agama kita dulu juga menggunakan sistem yang hampir sama. Dari satu orang yang menerima wahyu, menyebar kepada beberapa juru dakwah pertama dan akhirnya menyebar hingga ke berbagai belahan dunia.
DOA ANAK YANG SHOLEH UNTUK ORANG TUANYA
Saat ini saya memang belum berkeluarga ataupun punya anak. Namun, saya ingat betul bagaimana dari kecil selalu dididik oleh orang tua agar selalu mendoakan mereka di setiap selesai menunaikan ibadah shalat 5 waktu. Karena sudah dibiasakan dan ditanamkan sejak kecil tentu nancep di alam bawah sadar. Hingga menjadi satu kebiasaan positif dan ini menjadi hasil dari investasi kedua orang tua saya.
Orang tua yang baik adalah mereka yang mendidik dan mengkader anaknya untuk menjadi generasi yang lebih baik lagi. Tentu dengan tidak melupakan nilai-nilai agama dan spiritual. Dan kalau diperhatikan lebih dalam lagi, di dalam ajaran agama itu sendiri diajarkan bagaimana adab, sikap dan cara membalas budi kepada kedua orang tua kita yang salah satunya adalah senantiasa mendoakan mereka, sekalipun sudah pergi meninggalkan kita untuk menghadap Sang Kuasa.
Konsep ini sama dengan model investasi menabung untuk hari tua. Entah itu tabungan berjangka, deposito, tabungan biasa, dsb. Yang jelas manakala kita tua, bisa digunakan tanpa harus bersusah payah lagi mencari uang.
Jadi, untuk mencapai kesuksesan akhirat pun ternyata perlu “investasi”. Makin banyak investasinya, makin besar juga hasil yang dicapai. Jadi kalau ada mesin penghasil uang otomatis, kenapa tidak membangun mesin penghasil pahala otomatis yang akan mengalirkan terus pahala kebaikan untuk kita meskipun nanti kita sudah meninggal?
So, sudahkah Anda berinvestasi untuk akhirat?
Sumber : ariefmaulana
demikian semoga bermanfaat bagi kita semua, salam PGRI
Comments